Gema Baiturrahman Online


Gema Baiturrahman Online


Posted: 15 Mar 2011 04:59 PM PDT
Pendiri Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Fahri Hamzah, meminta kepada kader-kader KAMMI yang sedang menjalani regenerasi kepemimpinan pada Muktamar KAMMI VII, untuk mengubah gaya perjuangan.

Menurutnya, perjuangan yang dahulu menitik beratkan pada penumbangan rezim yang bersifat simbolis simplisistik kini tidak lagi relevan dengan perkembangan demokratisasi di Indonesia. Kini, gerakan yang diemban organisasi pemuda dan mahasiswa seharusnya lebih mengedepankan perbaikan sistem, yang meliputi tiga komponen utama sistem ketatanegaraan (eksekutif, legislatif dan yudikatif).

"Di awal pendirian KAMMI, organisasi ini berusaha untuk ambil bagian dalam usaha menumbangkan orde baru. Karena itu, pergerakan yang masif kala itu dilakukan terimplementasi dalam aksi demonstrasi besar-besaran," papar Anggota Komisi III DPR RI kepada pers, Selasa (15/3).

Menurut dia, institusionalisme sistem yang tengah dibangun sekarang tentu mengubah gaya perjuangan pemuda dan mahasiswa. Gerakan tidak lagi sekedar menyerang orang, tetapi lebih kepada gerakan yang komprehensif dan observatif.

Fahri menjelaskan perubahan gaya perjuangan ini mengharuskan KAMMI kini bermuktamar di Asrama Haji, Banda Aceh, 13-17 Maret 2011, untuk memperkuat diri dengan figur-figur yang kuat dalam berbagai bidang sehingga bisa mengimbangi arah tujuan perjuangan yang dikhendaki. Dia berharap muktamar ini dapat memenuhi kebutuhan itu. "Saya kira, KAMMI telah menuju ke arah tersebut," katanya.

Fahri berharap agar pemimpin KAMMI terpilih memiliki karakter yang cocok dalam era transisi seperti sekarang, yakni mampu memahami situasi yang begitu kompleks. Disamping itu, ia juga melihat keaktifan pemimpin harus menjadi kredit tersendiri sebagai bagian paket pemimpin yang relevan dengan masa transisi.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) kini berkonsentrasi dalam memperkuat kembali pembangunan sumber daya manusia melalui peta dakwah kampus yang selama ini menjadi lahan KAMMI. Melalui Muktamar VII, ungkap Ketua Umum KAMMI Rijalul Imam, KAMMI siap menempuh pemantapan peta dakwah yang selama ini telah dirintis.

Rijalul mengatakan ada dua hal yang akan menjadi fokus peta dakwah ke depan. Pertama, konsentrasi pemuda kampus sebagai basis kader KAMMI. Kedua, pengembangan masyarakat di luar kampus yang memiliki skala lebih luas. Kedua fokus itu akan dikendarai melalui lima kebijakan. "Tentu kami punya cara untuk tidak menjadikan demo sebagai medium utama dalam perjuangan. Kita kembangkan sumber daya sehingga bisa menjadi pendukung dan perbaikan sistem yang bergerak. Kebijakan ini yang disebut risalah peradaban, " paparnya kepada pers.

Adapun kelima risalah peradaban itu antara lain membangun gerakan berbasis riset, membangun kompotensi dalam berbagai bidang, membangun gerakan intrepreneurship sehingga melahirkan generasi yang mandiri, membangun gerakan berbasis kompetitor dan sinergi. "Kami tentu tidak menginginkan umat Islam terutama pemudanya lebih dominan sikap emosional ketimbang sumbangsih nyata. Melalui risalah peradaban itulah diharapkan mencegah pemuda dan mahasiswa Muslim terjebak dalam fundamentalis," kata dia.

Ke depan, kata Rijalul, KAMMI melalui peta dakwah yang termaktub dalam risalah peradaban mampu mengoptimalisasi peran pemuda dan mahasiswa Muslim dalam titik-titik strategis. Selama ini, KAMMI menyadari posisi umat Islam terutama pemuda dan mahasiswa Muslim yang terjepit. Karena itulah, sambungnya, sebagai organisasi Mahasiswa Muslim yang memiliki potensi yang diperhitungkan, pihaknya berharap bisa menjadi salah satu referensi perubahan dalam pengembangan sumber daya yang berkualitas.(rep)


Posted: 15 Mar 2011 04:49 PM PDT
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah membidik pertumbuhan pembiayaan mikro hingga 20 persen. Menurut Micro Banking Group Head BRI Syariah, Sigit Suryawan, pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan mikro dari Rp 504 miliar menjadi Rp 1,7 triliun.


''Di 2010, portopolio pembiayaan mikro masih kecil, dibanding total pembiayaan, ia masih berada di bawah lima persen,'' katanya saat ditemui pers seusai Customer Gathering Nasabah dan Calon Nasabah Mikro BRI Syariah, Ahad (13/3). Pembiayaan masih didominasi Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan Gadai.

Selain memperbanyak sosialisasi tentang pembiayaan mikro ke nasabah dan calon nasabah, BRI Syariah juga menerapkan margin di bawah kompetitor. BRI Syariah pun bakal mengeluarkan kupon wakaf dengan fungsi sebagai dana bergulir.

Pembiayaan mikro BRI Syariah menggunakan akad murabahah. Dalam akad ini bank menjadi jembatan jual beli dengan nasabah. Ke depan, BRI Syariah bakal menambah dua akad baru, yakni ijarah dan musyaraqah mutanaqisas.
Ijarah merupakan akad sewa di mana hak terhadap pembelian yang dilakukan nasabah masih dimiliki bank, namun akan diberi pengalihan jika sudah sampai batas waktu.

Sementara musyaraqah mutanaqisas merupakan pemberian modal kerja ke nasabah. Di mana nasabah akan melakukan pembayaran dengan mengangsur sehingga ke depan sebagian kepemilikan bank dapat menjadi hak milik nasabah.

Plafon pembiayaan mikro pada BRI Syariah berada pada Rp 5 juta hingga Rp 500 juta. Dengan opsi Rp 25 juta, Rp 75 juta dan Rp 500 juta.(rep)


Posted: 15 Mar 2011 04:43 PM PDT
Penentang konstruksi masjid di Sheepshead Bay sedikit melunakkan sikap anti-Muslim mereka. Namun mereka tidak lantas menghentikan warga sekitar memberi kecaman pedas dan mencela para pembangun masjid yang menyebut sebagai pendukung terorisme. Mereka menggelar protes pada Ahad (13/3) lalu di lokasi proyek.

Duel unjuk rasa terbaru antara mereka yang menentang dan mendukung pendirian masjid, terjadi beberapa hari setelah perintah penghentian pembangunan pada Februari lalu dicabut oleh kota. Alhasil Masyarakat Muslim Amerika (MAS) memiliki kebebasan lagi untuk melanjutkan konstruksi di Voorhies Avenue.

Kelompok yang menamakan dirinya Members of Bay People (Anggota Warga Bay) yang dulu pernah menuding pedonor masjid masih memiliki kaitan dengan terorisme, menolak berkomentar kali ini. Namun mereka memberi forum bagi non-anggota untuk melihat langsung kaitan tersebut.

"Masyarakat Muslim Amerika dibentuk dan mendedikasikn diri untuk menghancurkan peradaban Barat," ujar salah satu warga, Robert Spencer, sekaligus kolumnis yang kerap menyerang Islam lewat tulisannya di American Tinker.

Seorang pembicara dalam forum itu bahkan bersuara lebih keras. "Adalah hak saya untuk membenci kalian!" teriak Neal Alpert berulang kali kepada pendukung masjid.

Retorika penuh kebencian itu dianggap biasa saja oleh anggota warga Bay dengan dalih setiap orang diizinkan untuk mengeluarkan opini mereka. "Setiap orang memiliki hak untuk mengatakan apa yang mereka rasakan dalam forum dan aksi protes," ujar salah satu anggota, Victor Benari. "Tapi itu tak berarti semua penduduk Bay setuju. Argumen kami tidak ada kaitan dengan menentang atau membenci Muslim," ujarnya.

Pernyataan Benari sungguh berbeda. Pada Juni lalu, ia membakar massa ketika mengatakan kepada pengunjuk rasa bahwa "Setiap teroris Muslim selalu terkait dengan masjid".

Bentrok terakhir terkait pembangunan masjid terjadi pada musim gugur tahun lalu, ketika massa terbagi dua tepat di Vorhies Avenue. Penentang pendirian masjid melakukan seruan-seruan, orasi di sisi utara jalan dua arah tersebut, sementara para pendukung yang menyatakan mereka memiliki hak atas proyek itu berada di sisi selatan.

Namun kali ini, Warga Bay mengusung tanda dengan slogan-slogan seperti "Kedamaian dan kediaman kami tidak untuk dijual" Spanduk-spanduk itu kini mengganti slogan yang dibawa pada 2010 lalu yang berbunyi "Hamas membunuh dan Masyarakat Muslim Amerika mendonorkan uang. Tangan mereka pun ikut berdarah."

Sementara di sisi lain, di golongan pendukung masjid, massa membentangkan spanduk yang berbunyi "Kebencian adalah bukan-Amerik" serta meneriakkan "tak tahu malu".

Unjuk rasa saat itu juga membawa penduduk dari luar lingkungan tersebut yang ingin menyatakan dukungan mereka terhadap pendirian masjid.

"Masjid telah disetujui oleh kota, sehingg Masyarakat Muslim Anmerika sudah seharusnya boleh dan bisa membangun rumah ibadah mereka," ujar pendidik keturunan Arab-Amerika, Debbie Almontaser. Ia sendiri dipecat dari kepala sekolah sebuah institusi pendidikan Budaya Arab karena dituduh menciptakan sekolah untuk jihad. Kasus tersebut selesai karena ia dinyatakan tidak melakukan kesalahan apa pun.

Massa pendukung masjid juga mengajak penduduk lokal agama lain yang sudah muak dengan pandangan xenofobia di kalangan penentang masjid.

"Saya telah tinggal di lingkungan ini selama 20 tahun dan saya terkejut dengan nada kebencian macam itu, ujar anggota aktivis grup Yahudi Menentang Islamofobia, Toby Horowitz.

Di tengah unjuk rasa dan gugatan hukum rencana pembangunan pusat komunitas sekaligus Islamic Center itu terus berjalan. Konstruksi dijadwalkan kembali dilakukan pekan ini, demikian menurut pemilik, Ahmed Allowey.

"Kita memiliki hak sebesar orang lain untuk beribadah di sini," ujar Allowey. "Dan kita ingin memiliki hubungan baik dengan lingkungan, tetangga dan hidup harmonis di sini.(rep)


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »